Ternak dan merawat kelinci. Ya, awalnya saya enggak kepikiran untuk berternak kelinci. Ceritanya sih ketika itu pacar saya nunjukin betapa lucunya kelinci-kelinci yang di jual di pinggiran jalan raya. Rasa enggak tega saya muncul, sehingga fikiran saya tercampur oleh ini-itu.
Apakah saya harus membeli semua kelinci yang di jual di pinggiran jalan tersebut? Saya bisa melihat raut wajah kelinci itu tidak ada yang senang.
- Stress: Mereka pusing karena di pinggiran jalan banyak kendaraan kencang sehingga membuat mereka stress.
- Depresi: Mereka membutuhkan ruang, halaman atau taman untuk bermain, bukan jeruji dan bau asap kendaraan yang harus mereka nikmati.
- Menangis: Dalam hatinya mereka menangis, terlihat jelas enggak ada raut bahagia di wajah mereka.
Semakin banyak saya membeli kelinci disana, semakin semangat para penjual kelinci jahat itu!
Rasa simpati saya itu membuat kami (saya dan pacar) memutuskan utuk membeli 1 pasang kelinci saja. Namun miris, tidak sampai 1 bulan kelinci kita mati entah karena faktor apa.
Baca juga:
Apa itu kelinci brood, pet dan show quality
Dari situ saya coba untuk memperlajari berbagai perilaku kelinci secara otodidak, saya juga mempelajari berbagai cara merawat kelinci hias maupun pedaging lewat buku-buku yang telah saya beli. Tidak jarang juga saya membaca artikel-artikel di internet tentang cara merawat kelinci, tapi saya enggak menemukan kepuasan.
Learn and learn!
Cerita diatas mengawali karir saya terjun di dunia ternak, kami mengalami masa sulit ketika kelinci enggak mampu beradaptasi dengan musim di Indonesia.
Hujan adalah hal terburuk yang dialami oleh para Breeder Indonesia, pasalnya- kelinci enggak begitu kebal terhadap dingin begitu juga sebaliknya. Pada musim panas perawatan ekstra harus diberikan supaya bulu-bulu kelinci enggak rontok.
MEMBUAT KANDANG
Kandang menjadi hal utama kesuksesan berternak kelinci, butuh modal yang cukup besar untuk membuat kandang kelinci steril. Karena kelinci adalah hewan yang sensitif, kita harus benar-benar tahu apa yang kelinci butuhkan.Awalnya kami membeli kandang kecil berukuran tidak lebih dari 2 meter, mirip-mirip seperti kandang kucing yang terbuat dari besit kawat.
Tapi saya melihat kelinci kami enggak bahagia, kakinya kesakitan karena berdiri diatas kandang besi kawat tersebut. Mereka seperti kesakitan walaupun kami enggak bisa menyadari itu. Kami mencoba menambahkan dus sebagai alasnya, tapi masalah baru muncul...
Kotoran yang di keluarkan oleh kelinci malah menempel di tubuhnya sendiri. Ohhhh tidaaaak!
Kami putuskan untuk membuat sebuah kandang kayu, walau sebenarnya saya enggak berbakat dalam hal ini. Tapi saya tetap coba demi kelinci-kelinci kami.
Dengan modal 300 ribu Rupiah, kami membeli bahan-bahan untuk membuat kandang kelinci. Tapi sayangnya, saya benar-benar enggak bakat. Kandang yang saya buat belum seutuhnya jadi, ditambah lagi musim hujan telah tiba. #fiuuuhh rasanya seperti ingin mati saja...
Pada akhirnya, setelah saya menghabiskan uang ratusan ribu Rupiah secara percuma. Kami putuskan untuk membeli kandang yang sudah jadi seharga 1,5 juta Rupiah. Ya, tinggal pakai aja. Enggak perlu tenaga ekstra lagi untuk membuat kandang sendiri, saya tinggal memasukan kelinci-kelinci ke kandang baru.
Sebenarnya masih banyak lagi hal menyulitkan lainnya ketika awal merintis usaha ternak kelinci ini, tapi rasanya saya belum siap untuk menceritakannya kepada kalian. Saya takut kalian berhenti menjadi seorang Breeder kelinci. sudahlah...
Tapi yang jelas, sekarang saya telah memiliki wawasan lebih mengenai kelinci. Sepertinya jiwa saya dan kelinci sudah bersatu. Kalau kalian sering membaca artikel-artikel saya, mungkin kalian tahu betapa sulitnya saya merawat kelinci ketika itu.
Suka duka merawat kelinci di Indonesia yang saya alami adalah:
- Pergantian musim: Sangat sulit berternak karena musim di Indonesia ini enggak pasti, terkadang hari ini terasa begitu panas, tapi keesokan harinya turun hujan deras.
- Makanan: Hal utama untuk berternak kelinci adalah asupan gizinya, makanan yang beredar di Indonesia saya belum bisa menjamin sepenuhnya itu bagus. Tapi setidaknya selama ini saya berternak- saya enggak menemukan gejala yang serius yang ditimbulkan oleh makanan-makanan kelinci lokal.
- Teman: Banyak teman yang berdatangan untuk melihat peliharaan saya, ini sungguh menyenangkan bagi kami.
- Penghasilan: Tentu saja berbisnis itu harus menghasilkan, saya enggak bisa sebutkan berapa keuntungan yang kami dapatkan dari memelihara kelinci ini.
Mungkin sebagian dari kalian ada yang mengalami hal-hal serupa dengan saya. Jangan khawatir, berkunjunglah terus di blog ini.
Saya akan selalu sharing apa-apa yang kalian butuhkan. Saya sangat berterima kasih kepada kalian karena telah menjadi pengunjung setia blog ini sehingga membuat saya semangat terus untuk menulis artikel-artikel baru.